ARTIKEL

Cara Mengoptimalkan Panen Bawang Merah


Widodo Dripp

Sabtu,02 Mei 2020

Cara Mengoptimalkan Panen Bawang Merah

7412

     

Bawang merah (allium cepa L) merupakan tanaman rempah yang berasal dari Iran, Syria, Pakistan. Setelah abad ke-7 tanaman ini menyebar ke Eropa Timur, Barat dan Utara hingga abad ke-19 menyebar ke Amerika, Asia Timur dan Asia Tenggara termasuk Indonesia. 

Di Indonesia saat kini dikenal 3 jenis bawang merah menurut bentuknya yaitu :

  1. Jenis onion yang bentuknya bulat mengembung seperti balon. Jika diiris melintang akan terlihat lapisan-lapisan berbentuk lingkaran. Banyak berasal dan dibudidayakan di Eropa.
  2. Jenis shallot, bentuknya lebih kecil dari onion, memanjang dengan penampang setengah lingkaran. Jenis inilah yang umum dibudidayakan di Asia Tenggara termasuk Indonesia dan Filipina.
  3. Bawang bombay, bentuknya mengembung seperti onion tetapi lebih besar. Lazimnya dikonsumsi sebagai lalapan, karena aroma dan rasanya yang tidak terlalu tajam.

Bawang merah sebenarnya bukanlah umbi melainkan bagian pangkal  daun (bulbus) yang berlapis-lapis, sedangkan batang sejati (disebut diksus) berada di antara bulbus tersebut dengan akar, bentuknya pendek tipis seperti cakram dan selalu berada di dalam tanah.  Tetapi karena sebagian bulbus tersebut terpendam di dalam tanah maka dianggap sebagai umbi.  Agar lebih mudah dipahami, baiklah dalam artikel ini kita sebut saja umbi lapis.

Bawang merah paling ideal ditanam saat awal hingga pertengahan musim kemarau. Meski tak sedikit pula ditanam menjelang awal dan akhir musim hujan dengan penyesuaian ketinggian bedengan dan pengaturan drainase yang lancar. Penanaman bawang merah di awal dan akhir musim hujan hanya dilakukan pada lahan-lahan tegalan dengan tipikal tanah yang tidak mengikat air, misalnya pada tanah berpasir dengan tingkat porositas yang tinggi.

Untuk menghasilkan panen bawang merah yang maksimal kita perlu memperhatikan faktor-faktor penting diantaranya: umur bibit yang cukup, memilih jenis tanah yang tepat, pemberian pupuk yang tepat fase (usia) serta tepat jenis kandungan hara. Tugas selanjutnya adalah pengendalian hama dan penyakit serta kendala-kendala faktor abiotik seperti cuaca dan perubahan pH tanah. 

Pengolahan tanah

Disarankan pengolahan tanah untuk penanaman bawang merah membentuk bongkahan-bongkahan kecil atau partikel yang lebih kecil terutama jika jenisnya tanah liat. Jika lahan yang dipakai adalah adalah lahan bekas sawah atau tanaman yang dipupuk secara intensif, maka penaburan dolomit sangatlah penting berkisar 1-1,5 ton per hektar apabila keasaman tanah kurang dari pH 5,6. 

Kandungan bahan organik juga penting baik pada tanah jenis liat maupun berpasir, namun tidak boleh berlebihan. Pupuk organik diberikan dalam bentuk kompos atau pupuk kandang yang telah matang.

Ketinggian guludan

Tidak ada acuan pasti mengenai ketinggian bedengan. Tiap-tiap daerah bervariasi menyesuaikan jenis tanah, musim dan ketersediaan air. Pada lahan-lahan tanah liat guludan dibuat lebih tinggi daripada di daerah berpasir, karena lahan tanah liat menahan air tidak cepat hilang seningga ketinggian disesuaikan agar akar tanaman tidak terendam air. Sedangkan di tanah berpasir, guludan dibuat rendah karena tekstur pasir kurang stabil serta tidak mampu menahan air. Pada lahan berpasir inilah penyiraman harus dilakukan secara lebih rutin.

Pemupukan dasar

Yang perlu diperhatikan adalah: unsur belerang atau sulfur (S) penting bagi tanaman bawang merah untuk merangsang pembentukan anakan dan aroma yang tajam (kandungan alil propil disulfida). Selain itu juga untuk melenturkan dinding-dinding sel umbi bawang merah sehingga meningkatkan ukuran bawang merah. Unsur S terdapat pada pupuk ZA (amonium sulfat) dan ZK (kalium sulfat). Oleh karenanya penting sekali memberikan sebagian unsur N dalam bentuk ZA disamping dalam bentuk Urea. Demikian pula unsur K dalam bentuk ZK.

Memberikan unsur N hanya dalam bentuk pupuk urea atau nitrat (contohnya KNO3) saja tanpa diimbangi ZA membuat tanaman terlalu vigor dan daya tahan terhadap cuaca lemah, serta mudah rebah. Sedangkan pemberian unsur K dengan KCl atau NPK tanpa diimbangi ZK berpotensi menyebabkan bawang merah mudah susut bobotnya ketika dipanen.

Pemupukan dasar berupa urea 50 kg/HaZA 100 kg/Ha, SP-36 250-300 kg/Ha, KCL sebanyak 50 kg/Ha. Pupuk-pupuk tersebut sebelum diaplikasikan dan lahan dibiarkan selama satu minggu sebelum bedengan ditanami.

Aplikasi HUMALIT saat penanaman

HUMALIT merupakan produk asam humat larut air mempunyai banyak manfaat diantaranya mempertahankan porositas tanah, mencukupi karbon organik secara instan, serta sebagai chellate organik untuk mengoptimalkan pupuk bermuatan kation (K, Mg, Ca, dan unsur-unsur mikro). Dengan penggunaan HUMALIT ini kebutuhan pupuk organik padat bisa dikurangi hingga 50%. Aplikasi HUMALIT  dilakukan sebelum bibit ditanam dengan cara pengocoran pada lubang-lubang dimana benih akan ditanam, dengan dosis 5 gr per liter air untuk 4 – 5 lubang tanam. Beberapa saat kemudian penanaman bibit bawang merah bisa dilakukan dengan membenamkan benih ke dalam lubang tanam.

Perawatan dan pemupukan susulan

Menjaga kelembaban tanah pada awal-awal pertumbuhan bawang merah sangat penting dilakukan. Jika tanah mudah kering atau di musim kemarau lakukan penyiraman setidaknya sehari sekali. Terutama masa-masa pembentukan umbi lapis yang merupakan masa-masa paling penting kebutuhan air harus tercukupi.

Tak dapat dipungkiri, jenis-jenis dan kombinasi pupuk makro yang digunakan oleh penanam bawang merah cukup bervariasi, dan berkaitan dengan kebiasaan setempat. Idealnya pemupukan susulan setelah tanaman berumur 2 minggu terdiri dari :

  • Urea 95 kg/Ha, ZA 200 kg/Ha, KCl 100 kg/Ha, HUMALIT 5 kg/Ha diaduk rata.

Atau Urea 150 kg/Ha, ZA 100 kg/Ha, ZK 100 kg/Ha, HUMALIT 5kg/Ha

Pemupukan susulan selanjutnya saat tanaman berumur 5 minggu terdiri dari :

  • Urea 50 kg/Ha, ZA 100 kg/Ha, KCl 50 kg/Ha HUMALIT 5 kg/Ha diaduk rata. Pemupukan diberikan dengan membuat garitan disamping tanaman.

Penyiangan gulma dilakukan sebanyak dua kali dalam satu musim tanam. Untuk menghemat biaya, lakukan penyiangan bersamaan dengan pemberian pupuk susulan. Namun apabila serangan gulma menghebat, segera lakukan penyiangan tanpa menunggu pemberian pupuk susulan.

Pupuk daun

Aplikasi pupuk daun juga sangat penting untuk meningkatkan produktivitas, kualitas panen, dan daya simpan bawang merah setelah dipanen agar tidak mudah susut terlalu banyak. Pupuk daun juga diperlukan sebagai upaya melengkapi unsur hara jika pemupukan lewat tanah mengalami hambatan (misalnya tercuci hujan, pengaruh pH tanah, serta terikat pada partikel tanah) seingga tidak terserap dan dimanfaatkan secara optimal oleh tanaman.

Pupuk daun yang digunakan berikut ini terbukti mampu meningkatkan produktivitas melalui peningkatan anakan produktif dan bobot bawang merah, serta daya simpan yang lama.

  • ORBIOS merupakan pupuk enzim organik, memaksimalkan proses pengubahan unsur-unsur hara, oksigen, karbon dan hidrogen menjadi bagian-bagian tubuh tanaman dari akar hingga daun serta untuk efisiensi penyerapan serta pemanfaatan unsur hara yang diserap dari tanah sehingga penggunaan pupuk anorganik dapat dikurangi 25%-nya. Diaplikasikan sejak tanaman berumur 5 hari, selanjutnya setiap minggu sekali.
  • MICRONSEL mengandung unsur-unsur mikro Fe, Mn, Zn, B, Mo dalam bentuk chellate, untuk menyempurnakan proses pertumbuhan tanaman, terutama pada lahan-lahan intensif (yang sering ditanami terus menerus, dimana ketersediaan unsur mikro makin menipis). Diaplikasikan setiap 1 minggu sekali.  
  • FOCUS-K dengan kandungan Kalium, Fosfat, Boron  dalam bentuk instan / siap diserap dan dimanfaatkan tanaman untuk memaksimalkan pembentukan umbi. Aplikasi dimulai saat tanaman mulai merbentuk calon umbi lapis. Kalinet juga penting diaplikasikan di saat tanaman mengalami kekurangan air yaitu untuk meningkatkan ketahanan terhadap stress lingkungan.

Penggunaan ajuvan (pembasah & penembus)

Daun bawang merah mempunyai lapisan lilin pada permukaannya, sehingga tidak mudah basah oleh air. Fakta yang kami temukan di lapangan selama ini adalah penyemprotan pada daun bawang merah hanya mencapai efektivitas maksimal 67% cairan yang menempel pada permukaan daun. Sisanya hanya jatuh ke tanah dan terbuang sia-sia.

GLOSS  merupakan produk ajuvan non ionik yang membantu pembasahan dan penetrasi (penembusan) bahan semprotan pada permukaan tanaman yang berlapis zat lilin, sehingga efektivitas dan efikasi aplikasi pestisida maupun pupuk daun meningkat serta efisien.

Pada musim hujan dan cuaca mendung, penetrasi pestisida dan pupuk daun yang teah dicampur GLOSS  ke dalam jaringan tanaman tidak lagi tergantung pada sinar matahari untuk membuka stomata. Formula kedua produk tersebut memperlunak ikatan molekul air menjadi lembut sehingga air mudah dan cepat masuk ke sel-sel tanaman melalui kutikula daun.

Sedangkan pada musim kemarau, dengan penggunaan GLOSS   cairan yang disemprotkan akan lebih cepat meresap / masuk ke dalam jaringan tanaman sebelum cairan tersebut mengering oleh terik matahari. Tanpa campuran GLOSS, cairan semprot lebih cepat mengering oleh matahari dan tiupan angin sebelum bahan aktif dan pupuk terserap semua ke dalam tanaman.

Dengan perpaduan metode di atas, akan tercapai peningkatan hasil panen bawang merah dari perbanyakan dan pembesaran umbi. Hasil lainnya adalah efisiensi pemupukan dan pengendalian hama / penyakit, ketahanan simpan, serta peningkatan kualitas hasil panen.


"Jangan melupakan pengalaman-pengalaman, itu dapat menjadi penuntun di kemudian hari."